Masa Yang Telah Datang dan Langkah Selanjutnya
Masa Yang Telah Datang dan Langkah Selanjutnya
Mungkin ini
adalah sesuatu yang tidak dapat aku duga dan juga harus aku dapatkan sejak
memulainya. Ini dimulai sejak aku lepas dari pekerjaan lama yang didapat
setelah lulus kuliah diploma 1 tahun. Tahun 2019, dimana aku mendapatkan kabar
yang mengejutkan, namun sebelum itu aku juga punya tekad jika sampai dipanggil
lantas aku akan bagaimana. Maka itu aku tentukan ketika melihat seperti apa
suasana ditempat yang aku kenal, namun itu dalam posisi yang berbeda. Kalau
dulu aku seorang yang tak mampu dan ingin mampu ditempat itu, sekarang adalah
aku memampukan siapa saja yang ingin mampu ditempat itu.
Memang awalnya sulit sekali, disamping karena aku orang
yang tak pandai berinteraksi, juga aku adalah orang yang pemalu sekali waktu
itu. Apalagi aku dihadapkan pada orang-orang yang dulu menjadi pengampuku dan
kini aku bersama mereka menjadi seorang pengampu. Tentu saja aku tak bisa
begitu terus, aku mencoba segala yang aku tahu dan menjadi orang yang dapat mampu
kedepannya.
Awal yang sungguh mendebarkan, masuk dalam ruang
kemampuan bagi mereka yang tak mampu, aku menjadi instruktur kemampuan
didalamnya. Mencoba sebisa mungkin memberikan apa yang aku punya dan aku
dapatkan dari dulu. Tentu saja aku sudah mempelajarinya dan sejak itu aku terus
kembali mempelajari sesuatu yang aku dapatkan dulu dan kembali mengingatkan
diriku bahwa ini sekarang adalah diriku berperang menjadi sosok pembuka
kemampuan.
Setelah beberapa lama aku mencoba mengendalikan diri, aku
masih dapat bertahan. Selanjutnya adalah hal sungguh menggugah rasa di hati.
Mengapa mendapatkan demikian, mengapa aku tak bisa melakukan yang dibisa.
Seiring waktu berjalan aku sudah dapat membiasakan diri dilingkungan baru yang
lama. Sembari juga kembali belajar dari pengampu yang lebih berpengalaman yang
juga menjadi pengampuku dulu. Sungguh ini kembali aku menjadi orang yang tak
mampu dalam kumpulan pengampu.
Berikutnya adalah aku, kembali pada pekerjaan sehari-hari
dalam membuka kemampuan manusia. Waktu kian lama, tahun berikutnya dan itu
adalah saat yang tak bisa dikoordinir oleh umat manusia. Bertebaran berita
memilukan dimana wabah yang menjadi pandemi dunia telah sampai di negeri
tercinta. Ruang pembuka kemampuan menjadi kosong, karena pegiat kemampuan tak
dapat keluar dari zona aman. Terhalagi oleh suatu entitas yang tak dapat
dipandang mata, manusia tak dapat keluar dengan aman, semua yang keluar harus
ekstra dalam keamanan.
Bagi kita, pengampu dalam memampukan orang lain tanpa
dapat melihat bagaimana progres jauhnya berjalan, tak dapat efektifitas yang
bisa dilihat. Segalanya kacau, berita dimana-mana, kematian, kepanikan masal
dan juga seluruh dunia tertutup. Tak semua menerima keluar masuk aktifitas yang
seharusnya padat. Kami melindungi diri sebisa mungkin dari sebaran wabah, juga
sebaran fitnah dan juga hoax yang semakin membuat kami harus selalu waspada
bukan hanya pada wabah ini, tapi juga pada informasi yang bebas lalu lalang
namun tak semuanya kebenaran.
Kembali lagi, diriku harus kembali belajar. Memikirkan
bagaimana aku harus mengatasi segala rintangan. Tapi diri ini tak sanggup,
tahun berikutnya keadaan semakin membaik namun juga memburuk. Perlahan pintu
manusia dibuka, sedikit demi sedikit kami dapat kemana saja tapi masih dalam
tahap waspada.
Waktu berlalu semakin mengurangi dalam kewaspadaan,
karena ada suatu penawar. Tapi aku tak bisa membenarkan itu, walau pada
akhirnya aku ikut dengan terpaksa. Ruang kemampuan kembali terisi oleh para
pegiat kemampuan lagi. Tentu saja kami kembali dapat langsung memampukan mereka
menjadi orang yang mungkin nanti dapat membuka kemampuan diri mereka dan juga
orang lain yang mereka mau.
Selanjutnya adalah saat diriku menjadi tak dapat diatur,
aku seperti tak dapat mengenali siapa diriku. Kadang menghilang, kadang
kembali, aku tak tahu siapa ini. Rasanya malas sekali untuk kembali pada ruang
kemampuan, jenuh tak tertahankan merasuk dalam jiwa. Rasa lelah yang tak dapat
dibantahkan, menjadi aib yang penuh dengan penyesalan dan rasa malu. Entah
siapa diriku ini, kenapa seperti itu dan kenapa aku harus melakukan seperti itu
dan apa yang harus aku lakukan untuk dapat menebus kesalahanku saat itu.
Sembari kembali memulai, menjadi pengampu demi mereka
generasi yang berkemampuan untuk dapat membuka potensi diri. Aku juga harus
dapat membuka potensiku sendiri, kembali aku harus masuk dalam jalan yang
selama hidupku ingin aku dapat lalui. Tahun kedua, aku sedikit menunjukan siapa
aku dan apa yang aku bisa. Hampir masuk dalam tahun ketiga, aku mendapat suatu
hak dalam masuk ruang kemampuan lain, tentu saja sedikit senang, namun ternyata
itu tak dapat berjalan sebagaimana aku inginkan. Aku gagal, dan berikutnya aku
tak dapat kembali memegang ruang kemampuan itu.
Berikutnya aku kembali pada tempat lama, namun aku tak
bisa menyerah begitu saja. Aku harus kembali pada ruang ampu yang aku dapat
lakukan dan juga menjadi jalan yang ingin aku lalui, sembari membuka celah aku
sebisa mungkin belajar dan melihat kembali sejauh apa aku telah berjalan. Aku
sudah dapat beradaptasi dan kembali mengenal lingkungan baru yang lama dulu aku
singgahi selama 3 tahun.
Memasuki tahun ketiga, ini adalah tahun dimana aku
mencoba memperbaiki diri. Melakukan yang aku bisa dan kembali mengasah
kemampuan diri demi pengiat kemampuan selanjutnya. Tak lama, suatu kabar datang
dan ini seperti ada hal yang menimpa diri, bahwa aku akan dapat masuk dalam
ruang kemampuan yang aku inginkan, atau tempat dimana aku seharusnya berada.
Posting Komentar untuk "Masa Yang Telah Datang dan Langkah Selanjutnya"