Belajar Mengamati Dan Menggabungkan Dengan Imajinasi
Sebelumnya, saya bercerita saya belajar seni bagaimana, dan itu sepertinya tidak banyak dan juga kurang bahasa dalam menyampaikannya.
Setelah saya melakukan pengamatan dan merekam semua objek dalam lingkungan yang saya tempati, saya mulai menggubah dunia imajinasi saya untuk selanjutnya saya proses dengan khayalan yang saya punya. Saya tidak melakukan suatu pengumpulan tenaga berlibihan karena saya selalu SemangArt waktu itu. Begitu juga saya juga suka main di luar bersama teman-teman masa kecil saya, sekarang semuanya berpisah, beda jalan tapi silaturahmi masih tetap berjalan.
Pada saat saya belajar, saya diberikan buku milik kakak saya dalam belajar menggambar. Itu semua adalah buku bekas sekolah yang sudah tidak terpakai dan masih banyak halaman yang kosong. Well, memang kalau dulu entah bagaimana, pasti ada saja membeli buku baru walau masih ada buku lama yang masih bisa terpakai. Disitu juga saya pas kecil sudah dibelikan pensil dan pulpen atau itu adalah pulpen milik kakak atau bapak saya yang saya pakai, hahaha…. entahlah yang pasti itu ada saja. Hal atau objek yang saya masih ingat ketika saya bisa menggambar sebelum sekolah adalah mobil dengan ban kotak, mobil ban kotak dengan senjata diatasnya yang besar itu untuk apa ya?, itu imajinasi bagaimana seperti itu, namanya juga anak-anak.
----
Mengapa kita tidak bisa mengingat masa kecil kita dengan banyak. Kemanakah memori kita waktu kecil itu?. Masalah seperti itu silahkan cari tempe sendiri ya. Ok, sehabis itu saya tidak mengetahui lagi apa-apa soal seni, dan saya suka melihat tayangan anak-anak (wajar), dan juga saya akan masuk sekolah, ya saya akan bersekolah untuk pertama kali ke sekolah formal. Sebelumnya saya hanya sekolah dirumah saja.
Oh iya, soal imajinasi kita pasti punya imajinasi yang berbeda beda. Tergantung bagaimana lingkungan dan juga genetic yang kalian bawa. Ya ampun, begitulah manusia yang tidak luput dari salah dan lupa. Menurut saya, Imajinasi adalah suatu visual pikiran dan gambaran yang tampak dalam diri sera jiwa, karena kita punya memori yang telah merekam dan menyimpan dalam akal. Akal ini ada di hati, pikiran ini hanya representasi dari akal dan tempat stimulus akal dan imajinasi yang akan kita visualkan.
Semoga mengerti dengan yang saya ceritakan, atau juga masih bingung atau malah tak tau apa yang dibaca. Astaga, saya benar-benar kurang literasi dan kurangnya Bahasa dalam menyampaikan suatu pemaparan/cerita/apalah itu ya.
salam, hehe
Baiklah, saya juga dan kita semua pasti pernah belajar menggambar suatu pemandangan atau menggambar alam. Saya dulu suka sekali menggambar pemandangan, entah itu berdasarkan kenyataan, imajinasi, atau inspirasi dari animasi yang saya tonton. Semua saya pelajari dan saya terus ingin memberikan gambaran visual fiksi dari kisah alam. Saya juga suka menambahkan visual berdasarkan imajinasi yang entah darimana datangnya, yang pasti kita semua punya khayalan imajinasi seperti itu.
Oh iya, pernahkan kita menggambar dua gunung yang tengahnya selalu ada matahari terbit? Ya tentu saja kawan, saya juga pernah tapi saya ga sering, karena itu semua kurang terlihat seperti apa yang saya lihat dalam dunia nyata. Saya agak sedikit tidak setuju waktu itu dengan gambar seperti itu, ya namanya anak-anak ya pasti punya imajinasi dan tentunya kita saat anak-anak masih belajar dalam mengarungi dunia ini. Syukur Alhamdulillah saya sudah agak rasional saat kecil dalam menggambar objek seperti rumah, gunung, mobil dll karena saya punya referensi dari semua buku dan hasil dari sekitar yang saya lihat. Perspektif yang lebih nyata walau tak bagus tapi saya sudah belajar semuanya.
Jadi sedikit begitu kawan cerita saya, hehe…. Mungkin akan ada kelanjutan yang akan saya ceritkan, karena rencana saya akan bahas topik lain tapi lebih MasyaAllah. Bersambung……
Posting Komentar untuk " Belajar Mengamati Dan Menggabungkan Dengan Imajinasi"